Tuesday, June 30, 2020

E-SPORT - Inilah 5 Hero Marksman Ini Jadi Rebutan, Season 17 Mobile Legends



PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Marksman adalah peran yang mengemban resiko tinggi. Pemain wajib menguasai mekanik mumpuni serta insting matang dalam urusan membunuh dan farming. Kesuksesan marksman dalam menuai pundi gold menjamin kemenangan di Mobile Legends.

Namun, tidak sembarang marksman bisa memberikan player hal tersebut. Beberapa hero sulit dimainkan, lambat scaling juga terlalu mudah diciduk. Untungnya, Esports.ID telah memilih 5 hero marksman terbaik yang bisa kalian gunakan untuk push rank. Selain nyetel dengan meta saat ini, ahli tembak-menembak berikut juga mudah dimainkan. Siapa saja mereka?

Granger

Marksman satu ini disukai karena punya kelebihan di early game. Burst damage tinggi dari Rhapsody bisa digunakan untuk clear wave, farm jungle atau menyiksa musuh saat laning. Ia juga cukup gesit bermanuver di Land of Dawn karena Rondo punya cooldown singkat walau jarak dashnya tak cukup jauh. Setidaknya, ini cukup untuk menjaga jarak dari serangan lawan atau menjangkau musuh dalam radius tembak.

Itemisasi Granger pun variatif, namun, ia tak butuh banyak equipment agar terbilang sakit. Dengan Raptor Machete dan Blade of Despair, Granger sudah piawai meratakan barisan lawan dihadapannya. Uniknya, karena Granger adalah marksman yang bergantung pada skill, ia membutuhkan beberapa item cooldown reduction macam Magic Shoes, Endless Battle atau Queen's Wings

Granger digemari karena bisa memerankan multi role. Ia sanggup melakoni marksman sidelaner seperti biasa, tapi juga berbahaya untuk dijadikan hyper carry. Dengan tingginya tingkat kewaspadaan player terhadap Claude, Granger mencuat sebagai salah satu MM terbaik yang bisa digunakan bebas saat ini.

Claude

Claude tidak diragukan adalah MM paling ditakuti belakangan. Lincah dan merusak dalam skala besar bikin orang malas berhadapan dengan penjinak monyet satu ini. Claude mungkin tak punya damage tinggi di awal game, ia cuma bermodal attack speed dan movement untuk mengejar torehan gold tertinggi. Namun, bila dapat ruang yang cukup, Claude sulit terkendali.

Butuh beberapa hero spesifik untuk menangkal bahaya Claude. Hero macam Kaja, Jawhead atau Aurora yang punya kemampuan lock target jadi beberapa counter terbaik. Hanya saja, tidak mudah menangkap Claude khususnya user yang piawai karena ia akan selalu menghindar dan menanti momen ketika musuh terpaksa mengeluarkan skill pamungkasnya kepada hero lain.

Untuk itemisasi, Claude tak banyak berubah selain ia memadu-padankan DHS dan Golden Staff dengan beberapa item defensif macam Queen's Wings, Athena Shield atau Rose Gold Meteor.

BACA JUGA : KESEHATAN NEWS UPDATE - Cara Menjaga Postur Tubuh Agar Tetap Ideal

Kimmy

MM multifungsi ini mungkin terlihat lemah, namun jangan salah, berada dekat-dekat Kimmy sama dengan bunuh diri. Kimmy wajib di burst damage agar ia tak punya kesempatan menembak balik dengan serangan Energy yang menyebalkan.

Kombinasi item fisik dan magic biasanya ia kantongi membuat para frontliner galau menentukan perlindungan terbaik. Beberapa pemain ada yang membeli BoD bersamaan dengan Glowing Wand dan Ice Queen Wand untuk slow dan burn effect tambahan. Lainnya, fokus dengan magic power macam Holy Crsytal dan Genius Wand sebagai pelengkap.

Berondongan tembakan Kimmy ibarat Granger yang tak perlu mereload senjata. Ultimatenya yang berdaya ledak tinggi mampu mengurangi darah dari para tanker atau hero lebih lembek dari full health sampai setengah. Untungnya, tidak semua player menyukai mekanik Kimmy. Kimmy bakal sering terlihat di tier-tier Legend dan Mythic sementara kelompok di bawahnya lebih fanatis ke Lesley atau Hanabi.

Moskov

Hero bertombak ini kerap diremehkan dari meta Mobile Legends. Padahal, semua tahu kengerian seorang Moskov yang mampu menembus armor para tanker terkeras sekalipun. Attack Speed tinggi serta pergerakan lincah membuatnya jadi salah satu marksman andalan saat ini.

Apalagi, Moskov mungkin satu-satunya marksman yang secara spesifik mengcounter hero-hero cheesy seperti Fanny, Ling, Gusion dan Esmeralda berkat skill crowd control Spear of Misery. Tidak semua MM punya amunisi untuk crowd control, Moskov beruntung memiliki satu sebagai persenjataannya.

Moskov pun fleksibel kalau urusan item. Ia bisa full critical atau sustain DPS dengan attack speed dan beberapa item defend penambah lifesteal. Satu keistimewaan lainnya, Moskov terkenal pandai mencuri Lord di saat-saat genting berkat ultimate Spear of Destruction. Dengan kecenderungan musuh mengumpul di area Lord, damage dari tombak yang melintas otomatis bertambah sehingga kans mendapat pukulan terakhir pada Lord jadi tinggi.

Karrie

Marksman anti-tank ini belum tersingkir dari meta walau menerima nerf cukup signifikan. Daya tahan Karrie mungkin menurun namun keahliannya mendaratkan true damage bawaan belum tersaingi.

Karrie masih cocok ditugaskan jadi hyper carry ataupun safelane core biasa. Penggunaan Phantom Step yang berfungsi sebagai dua bilah pisau bisa digunakan untuk menyerang sekaligus melawan balik. Hero ini cocok untuk tipe permainan early karena Karrie punya kerusakan signifikan setelah menyentuh level 4.

Bermodal buff merah atau biru, harusnya Karrie sudah sanggup menjatuhkan musuh dibantu dengan tank dan support penyedia crowd control. Berada satu lane dengan Karrie pun tak mengenakan. Ia bisa melompat menjauh sambil tetap menyerang. Bila darah lawan sudah cukup rendah, Karrie bergerak maju untuk mendaratkan satu atau dua hit terakhir untuk mengakhiri nyawa rival lanenya.

Itu dia 5 marksman terbaik yang sebaiknya kamu kuasai di season 17. Meskipun secara alami semua marksman akan berbahaya ketika memasuki late game, namun kelima hero ini punya kelebihan ketimbang opsi MM lain yang minim kemampuan bertahan hidup ataupun daya ledak di early game.

Hero Mana yang jadi favorit kalian ...

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Why

Monday, June 29, 2020

E-SPORT - Inilah Seputar Industri Esports Indonesia di Tahun 2020



PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA -  Tahun 2019 telah berlalu dan terukir sebagai tahun yang cukup baik untuk perjalanan ekosistem esports Indonesia. Prestasi esports dari tim tanah air cukup membanggakan. Sebut saja Bigetron RA yang menjadi juara dunia dari turnamen akbar PUBG Mobile, serta EVOS Esports yang juga menjuarai turnamen tingkat dunia Mobile Legends M1.

Keadaan 2 tahun sebelumnya yaitu 2018

Mari kita refleksi sejenak. Bila dibandingkan dengan 2018, ada beberapa perbandingan menarik yang patut kita perhatikan.

Di 2018, turnamen dengan hadiah terbesar di Indonesia saat itu datang dari judul Dota 2 dengan turnamennya GESC Indonesia Minor. Sedangkan di 2019, predikat tersebut dipegang oleh MPL Indonesia Season 4 untuk judul Mobile Legends: Bang Bang (MLBB).

Kedua turnamen tersebut sama-sama memberikan total hadiah sebesar US$300 ribu.

Namun selain persamaan prize pool dan genre MOBA yang dipertandingkan, keduanya jelas berbeda jauh. GESC Indonesia Minor adalah event esports internasional untuk MOBA PC, yaitu Dota 2; sedangkan MPL ID S4 adalah event nasional untuk mobile esports MLBB.

BACA JUGA : CELEBRITY NEWS UPDATE - Inilah Konsep Baru Mega Tank Milik Irfan Hakim

Meski tidak ada penambahan nominal prize pool di turnamen terbesar 2019; bila diamati secara kolektif dari 10 turnamen dengan hadiah terbesar di 2019, yang terjadi justru terdapat penurunan prize pool dari tahun 2018.

Lucas Mao, MPL Indonesia League Commisioner, pun akan membagikan opininya mengenai kejadian ini.

“Saya tidak tahu rencana untuk game-game lainnya namun, untuk MPL, kami akan berusaha untuk terus menjaga agar prize pool-nya masih kompetitif dan juga atraktif.

Meski demikian, hal yang lebih penting lagi bagi kami adalah soal pengalaman yang bisa kami suguhkan bagi pro player, penonton, dan partner MPL ataupun keseluruhan ekosistem esports MLBB,” ujar Lucas.

Sedangkan untuk tren platform, Lucas juga percaya bahwa game esports populer haruslah memiliki user base yang besar. Oleh sebab itu, mobile esports masih akan terus memimpin industri ini baik di Indonesia ataupun Asia Tenggara.


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Why

Sunday, June 28, 2020

E-SPORT - Inilah Perkembangan Industri Esports Selama Masa Pandemi COVID-19 Berlangsung



PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA -  Menelusuri bagaimana pengaruh pandemi COVID-19 terhadap tren esports secara global.Apakah perubahan format turnamen dari offline ke online mampu membuat esports bisa bertahan terhadap pandemi?

2020 bisa dibilang jadi masa yang berat bagi seluruh masyarakat dunia. Terutama semenjak wabah COVID-19 merebak luas hingga hampir seluruh dunia ikut merasakan dampaknya. Tentunya selain kesehatan, efek yang diberikan pun menjalar ke berbagai sektor, termasuk industri esports.


Industri yang terus berkembang pesat sejak 2011 ini memang terlihat signifikan perbedaannya. Hal ini terlihat dari total prize pool yang kian meningkat juga masuknya judul-judul game baru yang akhirnya berkecimpung di ranah ini. Sebagai salah satu industri pemasok uang terbesar di dunia, para penggiatnya pun bekerja keras agar esports tetap bertahan di tengah masa pandemi ini.

Dari perubahan format turnamen, hingga pergantian sistem terus dilakukan untuk menjaga eksistensinya. Namun, apakah perubahan-perubahan ini efektif? Atau hanya akan bertahan sementara?

BACA JUGA : CELEBRITY NEWS UPDATE - Inilah Koleksi Ular Lucky Hakim Seharga 200 Juta Rupiah




Untuk mengetahui perkembangan tren serta industri esports selama pandemi global ini berlangsung, KINCIR telah merangkum beberapa data dari para ahli.

Sebelum masa pandemi esports merupakan salah satu industri hiburan yang paling diminati, terutama bagi para pencinta game. Puluhan hingga ratusan turnamen pun telah berhasil digelar dalam sebuah gelaran megah yang disaksikan oleh jutaan pasang mata secara langsung atau pun online.

Namun, semenjak pandemi ini merebak beberapa perusahaan penggelar turnamen pun akhirnya putar otak agar esports tetap bisa dinikmati oleh penggemarnya yang tersebar di seluruh dunia. Akhirnya, pilihan turnamen online pun menjadi opsi terbaik yang bisa diambil.

Contohnya ESL One Los Angeles Major 2020. Sebuah turnamen berskala Major dari game Dota 2 ini sekarang memiliki format yang berbeda dari tahun sebelumnya. Hal ini pun bertujuan agar timeline dari DPC tidak berubah karena Valve memiliki turnamen tahunan bernama The International.



PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Why

Thursday, June 25, 2020

E-SPORT - Pokemon Kembangkan Game MOBA Perdananya


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Pokemon, salah satu franchise paling terkenal di dunia ini tampaknya tak mau ketinggalan untuk ikut meramaikan persaingan game MOBA. Brand dengan maskot Pikachu ini memang sudah cukup lama terjun ke industri gaming lewat genre RPG pada tahun 1996 melalui Pokemon Red and Blue di konsol Game Boy.

Hingga saat ini, kamu bisa menemukan berbagai game Pokemon dihampir semua jenis konsol dan platform dengan variasi genre. Semalam, melalui Pokemon Presents yang ditayangkan pada official YouTube channelnya, Pokemon memperkenalkan game baru mereka yakni Pokemon Unite.

Pokemon Unite memiliki genre MOBA 5v5, namun berbeda dengan MOBA pada umumnya dimana sebuah tim dinyatakan kalah jika Core/Base mereka hancur, game ini menghadirkan konsep baru yang cukup menarik. Tower yang biasanya terletak setiap lane, kali ini digantikan dengan Scoring Area dan pemenang match akan ditentukan dari tim yang mendapatkan point terbanyBACA.

BACA JUGA : CELEBRITY NEWS UPDATE - Inilah Alasan Mengapa Selama Ini Ashanty Diam dalam Masalah Aurel Hermansyah dan Krisdayanti

Karakter Pokemon yang kamu gunakan dapat menaikkan level dengan mengalahkan wild Pokemon. Sembari meningkatkan level, Pokemon kalian akan mempelajari skill yang nantinya juga dapat kalian ubah atau ganti. Menariknya, jika Pokemon kalian memiliki lini evolusi, mereka akan berubah jika mencapai level tertentu.


Pokemon Unite akan dirilis secara gratis di konsol Nintendo Switch serta Smartphone Android atau iOS. Tidak hanya itu, game ini juga akan mendukung Cross-Platform Play, artinya kamu bisa bermain bersama teman yang menggunakan perangkat berbeda.

Game MOBA Pokemon ini dikembangkan oleh Timi Studio dan Tencent yang juga developer dari Honor of Kings. Meski waktu rilisnya belum dibocorkan, tampaknya Pokemon Unite bakal ditunggu-tunggu oleh fans Pokemon dan penikmat game MOBA yah. Bagaimana pendapatmu Sobat Esports, tertarik untuk mencoba Pokemon Unite.

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Why

Wednesday, June 24, 2020

E-SPORT - "Gaming & E -Sports" BedaNya ?


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Olahraga elektronik atau umum disingkat eSports, memang berangkat dari dunia gaming. Namun ternyata, keduanya tidak bisa disamakan. "Main game itu rekreasi, eSports itu profesi. Ini satu perbedaan," jelas pengamat gaming dan eSports, Dedy Irvan dalam agenda workshop karir yang diselenggarakan Intel di Universitas Negeri Yogyakarta.

"eSports itu sebenarnya game yang dipakai buat profesi, kerjanya itu game, istirahatnya itu tidak main game," tutur Dedy. Sementara gaming, menurut Dedy hanya dimainkan untuk mengisi waktu luang, tidak untuk tujuan profesional. Karena masuk ranah olahraga, atlet eSports pun berpenampilan berbeda dengan pemain game biasa. Baca juga: Menakar Potensi eSport di Indonesia Para atlet akan mengenakan seragam layaknya para atlet cabang olahraga lain, mereka pun bermain untuk tim, bukan individu. Atlet eSPorts juga dilatih secara profesional, termasuk soal kebugaran, demi menunjang peforma di arena pertandingan.

Intel Indonesia Dedy Irvan saat memberikan materi eSport ke peserta workshop karir Intel "Kalau dia (atlet eSports) latihan (olahraga), konsentrasi dia akan lebih tinggi, respons dia akan lebih cepat," ujar Dedy. Menurut Dedy, pemahaman akan eSports perlu ditekankan untuk mendukung kesuksesan industri eSports di Indonesia.

BACA JUGA : CELEBRITY NEWS UPDATE - Inilah Pesan Singkat Soal Berakhirnya Masa Iddah Bunga Citra Lestari Yang Viral

Masyarakat masih banyak yang mencampur-adukkan antara game untuk rekreasi dan dan game untuk profesi, sehingga yang dikupas dipermukaan hanyalah bahaya bermain game. Sejatinya, eSports seperti permainan olahraga lain, akan memiliki dampak positif jika dikelola secara profesional.

"Balapan di jalan raya, salah. Balapan di sirkuit bawa 'merah-putih', bener," Dedy menyontohkan kepada KompasTekno. Baca juga: 6 Pilihan Profesi di Industri E-Sport yang Bisa Dilirik Milenial Ia juga mengatakan bahwa masuknya eSports ke Asian Games 2019 dalam skema eksibisi, bisa membantu "membersihkan" stigma negatif eSports yang masih rancu, terutama bagi golongan tua.

"Tapi alhamdulillah, Asian Games telah menunjukkan bahwa kalau kalian mau jelasin sedikit, ini (konotasi buruk eSports) akan hilang," ujarnya kepada peserta workshop yang didominasi kalangan mahasiswa. Menjadi atlet eSPorts perlu keseriusan Karena bukan sekadar mainan pengisi waktu luang, pemain eSports pun perlu keseriusan dalam menekuni bidang tersebut. Dedy menuturkan perlunya keseriusan dan fokus agar menjadi pemain eSPorts profesional. Manajemen waktu menjadi masalah utama para milenial yang ingin menekuni dunia eSports.

"Atur waktunya, mana buat belajar, mana buat latihan, penting banget. Enggak bisa cuma asal-asal aja kalau emang pengen maju di eSports," ujar Dedy. Selain itu, Dedy menekankan perlunya konsistensi yang perlu dijaga selama berkarir menjadi atlet eSports, terutama terus berlatih dan mencoba. "Kalau ini dasarnya adalah passion, gak punya masalah, konsistensinya tetep baik", imbuhnya.


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Why

E-SPORT - E-sport Indonesia Semakin Berkembang, Namun Masih Ada yang Kurang


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Perkembangan industri esport di Indonesia sudah tidak bisa dielakkan. Berdasarkan data Newzoo, pada 2017 ada 43,7 juta gamer di Indonesia dengan nilai pasar hampir mencapai USD 900 juta.

Tapi, menurut Ketua Indonesia eSports Association (IeSPA) DKI Jakarta, Erlangga Putra, masih ada banyak hal yang kurang dari pengelolaan eSport di Indonesia terutama soal regulasi.

Di Indonesia itu pemerintah sudah mendukung, industri esport sudah berkembang pesat tapi regulasinya kedodoran," kata Erlangga saat mengisi panel di acara EXP eSports Academy 2019 di Menara Digitaraya, Jakarta Pusat.

Hal ini juga diamini oleh Co-founder Yamisok Tech Indonesia, Diana Tjong. Menurutnya, belum adanya regulasi mendorong munculnya turnamen bodong yang dibuat oleh organizer kecil.

Baca juga : CELEBRITY NEWS UPDATE - Wow Baim Wong Trending dan Dibully Usai Karena Mengucapkan Ulang Tahun Kepada Presiden Jokowi

Kita lihat sekarang banyak bola liar, kayak organizer kecil yang tiba-tiba bikin event berantakan dan penuh penipuan. Itu sebenarnya yang lagi dikelola sama regulasi termasuk coaching dan lain-lain, jelas Diana di kesempatan yang sama.

Regulasi yang menaungi esport memang saat ini sedang digarap oleh pemerintah. Regulasi ini nantinya akan fokus pada tiga hal yaitu perlindungan anak, ideologi dan budaya, promosi industri gaming dan promosi industri esport.

Selain regulasi, Diana juga menyinggung isu infrastruktur dan masih terpusatnya industri esport di Jakarta. Menurutnya, sudah seharusnya tim dan event besar esport merambah daerah-daerah yang potensinya belum digali.
Ekosistem yang masih terpusat ini juga berdampak pada turnamen esport nasional,

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA -Why

Monday, June 22, 2020

E-SPORT - Tren Industri E-Sport di Indonesia


PT RIFAN FINANCINDO - Tahun 2019 adalah tahun yang menarik untuk industri esport Indonesia. Tentu saja, ada dinamika yang terjadi di 2019 jika dibandingkan dengan 2018. Lalu bagaimana dengan tren yang akan terjadi di 2020 nanti?

Lucas Mao, MPL Indonesia League Commisioner, berbagi insight-nya. Mari sejenak mundur ke belakang. Jika dibandingkan dengan 2018, inilah beberapa perubahan yang
menarik untuk dicatat.

Di 2018, turnamen dengan hadiah terbesar di Indonesia saat itu datang dari game Dota 2 (yaitu dari GESC Indonesia Minor). Sedangkan di 2019, predikat tersebut dipegang oleh MPL Indonesia Season 4 untuk game Mobile Legends: Bang Bang (MLBB).

Dua turnamen tersebut sama-sama memberikan total hadiah sebesar USD 300 ribu. Namun selain tentang jumlahnya, keduanya berbeda jauh. GESC Indonesia Minor adalah event internasional untuk game PC.

Sedangkan MPL ID S4 adalah event nasional untuk game mobile. Selain itu, meski nominal untuk turnamen dengan hadiah terbesar di 2019 masih sama, total hadiah
10 turnamen dengan hadiah terbesar di 2019 ternyata menurun dari tahun 2018.

"Saya tidak tahu rencana untuk game-game lainnya. Namun untuk MPL, kami akan berusaha untuk terus menjaga agar prize pool-nya masih kompetitif dan juga atraktif. Meski demikian, hal yang lebih penting lagi bagi kami adalah soal pengalaman yang bisa kami suguhkan bagi pro player, penonton, dan partner MPL ataupun keseluruhan ekosistem esports MLBB," ujar Lucas.

BACA JUGA:Harga Emas Per 23 Juni 2020

Sedangkan untuk tren platform, Lucas juga percaya bahwa game esport yang populer harus memiliki user base yang besar. Karena itulah, esport untuk mobile game masih akan terus memimpin industri ini baik di Indonesia ataupun Asia Tenggara.

Lalu bagaimana tentang total hadiah turnamen di Indonesia yang menurun di 2019 jika dibandingkan dengan 2018? Pasalnya, jika kita melihat dari Dota 2 dengan The International-nya, total hadiahnya selalu meningkat setiap tahun.

Hal yang sama juga terjadi di esport game populer lainnya, League of Legends (LoL) dengan World Championship mereka. Mobile Legends South East Asia Cup (MSC) yang merupakan turnamen resmi dari Moonton untuk negara-negara Asia Tenggara sendiri juga menyuguhkan total hadiah yang meningkat dari tahun ke tahun.

MSC 2017 menyuguhkan total hadiah sebesar USD 100 ribu. Di 2018, jumlah hadiahnya naik jadi USD 144 ribu (USD 100 ribu + USD 44 ribu). Sedangkan di 2019, jumlah totalnya masih sama namun base prize pool-nya meningkat (USD 120 ribu + USD 24 ribu).

"Saya netral soal tren ini (pergeseran prize pool). Namun demikian, total hadiah tak bisa sepenuhnya dijadikan patokan perkembangan industri esport. Di sisi lain, yang bisa kita lihat, jumlah penonton dan angka dari sponsor meningkat cukup besar di 2019. Tren inilah yang akan meningkat di tahun depan dan tahun-tahun berikutnya," jelas Lucas.

Pendapat Lucas tadi memang benar dan mungkin perlu dicatat, mengingat banyak orang masih menjadikan prize pool sebagai satu-satunya tolok ukur perkembangan industri esport.

Pasalnya, jika kita berkaca dari sepak bola nasional, juara Liga 1 bahkan tidak mendapatkan hadiah uang (setidaknya di 2018). "Juara Liga 1 itu tidak ada hadiah uang. Jadi, tolong kepada masyarakat umum, terutama Jakmania jangan berpikir jadi juara liga itu kemudian Persija mendapatkan segalanya. Kami hanya mendapatkan trofi, yang bahkan saat diberikan di lapangan pun masih replika," kata Gede Widiade, Direktur Utama Persija saat itu.

Namun demikian, jika kita berbicara soal event internasional, The International 2019 masih memegang rekor total hadiah terbesar di esport dengan angka USD 34,3 juta. Angka tersebut memang kelihatannya besar, namun jadi terlihat imut-imut jika dibandingkan dengan angka total hadiah Piala Dunia 2018 (di Rusia) yang mencapai angka USD 791 juta.

Selain tentang total hadiah event esport, hal lain yang menarik untuk dibahas adalah lokasi. Selama ini, lokasi pertandingan event esport terbesar yang digelar di Indonesia terletak di Jakarta.

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Why

E- SPORT - Inilah Nama Team Esport Yang ada di Indonesia

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Industri esport Indonesia kian hari semakin besar. Tidak hanya karena banyaknya orang yang bermain game-game esport tersebut, tetapi juga potensi bisnis yang juga besar. Kondisi ini membuat banyak tim esport bermunculan dengan membawa sponsor yang berbeda-beda. Ya, tidak hanya membuat tim esport saja, tetapi banyak juga brand yang tahu bahwa menjadi sponsor di dalam industri esport menjadi satu hal yang menguntungkan pada masa kini.

Di Indonesia sendiri sudah terdapat berbagai macam tim esport. Namun tidak berhenti di situ saja. Masih ada berbagai tim-tim baru yang muncul.

Berikut Nama Squad :

Evos Esports
Tim pertama yang memiliki popularitas sangat besar di Indonesia adalah Evos Esports yang terbentuk pada tahun 2016. Sebagai tim esport, popularitas Evos sangatlah besar berkat beberapa mantan pemainnya yang menjadi Youtuber, salah satunya adalah Jess No Limit. Evos tidak hanya memiliki satu divisi game saja, tetapi ada beberapa, seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, Point Blank, COD Mobile, Free Fire, hingga Mobile Legends Ladies yang para pemainnya wanita semua. Hebatnya lagi, Evos tidak hanya ada di Indonesia saja, tetapi memiliki cabang di Thailand.

RRQ
Selain Evos, RRQ (Rex Regum Qeon) bisa menjadi tim esports terbesar lainnya di Indonesia. Bahkan di antara kedua tim tersebut, setiap mereka bertemu di suatu kompetisi, disebut sebagai El Clasico karena persaingan keduanya sudah lama. RRQ memiliki beberapa divisi game seperti Mobile Legends, PUBG Mobile, Free Fire, COD Mobile, FIFA, Fortnite, hingga Auto Chess. Sebagai tim besar, RRQ juga mampu menjual merchandise dalam bentuk baju esport. Hal ini juga terjadi di dalam tim Evos.

BACA JUGA : CELEBRITY NEWS UPDATE - Mantul Penghasilan Pelawak Sule Sentuh Angka Rp10 Miliar Per Bulan

Onic Esports
Bisa disebut sebagai tim pendatang baru, Onic Esports menjadi kuda hitam di dalam persaingan yang biasanya didominasi oleh Evos dan RRQ. Onic bahkan sempat menjadi juara di kompetisi terbesar Mobile Legends di Indonesia. Dengan kisahnya yang menjadi kuda hitam dan memiliki potensi, perlahan tapi pasti mulai banyak para pecinta esport yang mengidolakan tim ini.

BOOM Esports
Berbicara mengenai tim yang identik dengan Dota 2, maka Boom Esports adalah jawabannya. Sebagai tim esport, popularits divisi Dota 2 sangatlah besar. Bahkan mereka sudah bisa bermain di turnamen Dota 2 kelas dunia. Para mantan pemainnya pun juga sudah ada beberapa yang bermain di tim luar negeri, seperti InYourDream dan Xepher (keduanya bermain di Tigers). Dari segi jumlah fans sendiri, BOOM juga cukup besar. Penjualan baju esport mereka pun juga tinggi pada saat ini.

Aerowolf
Tim Aerowolf cukup memiliki popularitas yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir, khususnya divisi Mobile Legends. Namun mereka tidak hanya berhenti di situ saja. Ada berbagai macam divisi game lainnya, seperti PUBG, PUBG Mobile, hingga game yang sebenarnya memiliki potensi besar dalam industri esport, namun belum banyak dilirik tim esport Indonesia yaitu Rainbow Six: Siege.

Di luar kelima tim di atas, ada beberapa tim esport lainnya seperti PG. Barracx dan Bigetron Esports. Dengan banyaknya tim esport profesional saat ini, maka itu memiliki arti bahwa semakin banyak orang yang tahu tentang industri ini. Bahkan banyak sponsor yang masuk ke masing-masing tim. Untuk bisa memperkenalkan sponsor mereka, akhirnya semakin banyak baju esport yang tersedia saat ini. Jika memang kamu ingin membuat baju esport untuk tim kamu sendiri sebagai identitas, kamu bisa memesannya ke TshirtBar untuk memesan baju esport berkualitas.


PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - Why